Gambar: Gunung Lalakon
Gunung Lalakon yang terletak di Kec. Kutawaringin, Kab. Bandung, akhir-akhir ini menjadi pusat perhatian bagi para pelaku sejarah dan para arkeolog. Bagaimana tidak, Gunung Lalakon saat ini dihebohkan dengan dugaan keberadaan situs mirip piramida dengan ketinggian mencapai 300 meter.
Keberadaan Gunung Lalakon itu, menurut tokoh masyarakat setempat, Ayi Iskandar, merupakan sebuah gunung yang sampai sekarang konon suka digunakan untuk kegiatan mistik seperti meminta rejeki dan sebagainya. “Kata orang tua jaman dahulu, ada seorang manusia sakti mandraguna. Konon untuk membunuhnya, badannya harus dipisahkan menjadi tujuh bagian. Dan, salah satu bagian tubuhnya dimakamkan di Gunung Lalakon. Orang itu yakni Eyang Jagaraksa,” katanya.
Oleh karena itu, kata dia, kampung yang berada di dekat Gunung Lalakon diberi nama Kampung Badaraksa, Desa Jelegong, Kec. Kutawaringin, Kab. Bandung, mengambil nama dari Eyang Jagaraksa.
Dani Subrata, salah satu Tim Turangga Seta Bandung menuturkan, Gunung Lalakon tidak terbentuk secara alamiah. Menurut dia, Gunung Lalakon merupakan sebuah piramida peninggalan kerajaan zaman dahulu.
“Gunung Lalakon merupakan peninggalan Prabu Langgadarma. Kerajaan ini berdiri jauh sebelum Majapahit. Berdasarkan hasil geolistrik yang dilakukan LIPI, menunjukkan ada sebuah terap-terap piramida di dalam gunung itu,” katanya kepada "PRLM", Rabu (30/3).
Menurut dia, piramida itu sengaja ditimbun sekitar 500 tahun yang lalu, setelah rubuhnya Kerajaan Majapahit sekitar sekitar abad 15. “Piramida itu ditimbun sengaja untuk menghindari penguasaan manusia saat ini yang cenderung mengejar harta, tahta, dan kekuasaan,” ucapnya menambahkan.
Sebelumnya, sejak Rabu (16/3) lalu komunitas Pecinta Sejarah Nusantara Turangga Seta melakukan penggalian di Gunung Lalakon sebagai salah satu upaya guna menindaklanjuti hasil temuan uji geolistrik yang telah mereka lakukan sebelumnya bersama tim peneliti.
Gambar: ditemukan batu bronjongan yg tersusun rapi
Belasan anggota tim Turangga Seta dibantu oleh belasan warga sekitar, melakukan penggalian di titik koordinat 6° 57,5' Lintang Selatan, 107° 31,239' Bujur Timur, dan ketinggian 986 meter di atas permukaan laut. (A-194/das)***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar