Minggu, 09 Februari 2014

SITUS CANDI DIENG







Situs Candi Diengmerupakan karya besar Dinasti Sanjaya yang berkuasa sekitar abad 7, situs ini dapat anda nikmati keelokannya di antara perbukitan dieng. Berdasarkan Prasasti yang ditemukan di situs Dieng, Candi-candi tersebut diperkirakan didirikan pada abad ke VIII- abad ke XIII masehi, sebagai wujud kesetiaan kepada Dewa Syiwa dan Sakti Syiwa(istri Syiwa).

Pada abad tersebut kurang-lebih 400 candi pernah berdiri gagah di tempat yang dijuluki negeri para Dewa-dewi ini. Sekarang tersisa 21 candi yg masih berdiri/sisa-sisa puingnya masih bisa dilihat. Berdasarkan dari bentuk bangunan Kompleks Candi dieng merupakan situs Hindu Jawa.

Dari 21 situs Candi Dieng, terbagi menjadi 5 Kelompok komplek bangunan candi, yaitu :

1.      Kelompok Candi Arjuna (pendawa 5)



2.      Kelompok Candi Gatut Kaca



3.      Kelompok Candi Dwarawati/Parikesit


4.      Kelompok Candi Bima




5.      Kelompok Candi Magersari.





Kelompok Candi Gatut Kaca, Kelompok Candi Arjuna (pendawa 5), Kelompok Chandi, Dwarawati/Parikesit, Kelompok Candi Bhima, merupakan candi pemujaan/ceremonial site. Dan kelompok candi Magersari digunakan untuk tempat tinggal (setlement site), saat ini situs ini tinggal puing-puingnya saja, terletak disekitar komplek candi Arjuna.
walaupun ada situs candi yg baru ditemukan misalnya candi Setyaki, situs ini belum dapat dikelompokkan dan untuk sementara belum bisa dibuka untuk umum.

Sebagaimana pada umumnya candi-candi di Jawa, Candi Dieng memiliki corak agama Siwa. Dari sebuah Prasasti yang ditemukan didalam kompleks, terdapat angka tahun 713 saka atau sama dengan 809 masehi, sehingga kemungkinan besar Candi-Candi Dieng berasal dari abad VIII-IX. Namun terdapat kemungkinan lain bahwa Candi-candi tersebut ada yang lebih tua yaitu dari sekitar pertengahan abad VIII.
Candi-candi di Dieng memiliki nama-nama tokoh pewayangan seperti Candi Arjuna, candi Semar, Candi Srikandi, Candi Puntadewa,Candi Sembadra, Candi Bima, Candi Dwarawati,Candi Gatotkaca. Tapi nama-nama tersebut jelaslah bukan saduran Tokoh Mahabharata, hal tersebut terlihat dari nama salah satu Candi yang adalah tokoh Punakawan yaitu Candi Semar.
Kompleks Candi Dieng diperkirakan merupakan bangunan Candi Siwa Tertua dari Masa Klasik Tua.




Gambar: Candi Semar

Deskripsi dan Kronologi Candi Dieng
Mengenai Candi Dieng pernah disinggung dalam buku Inleiding tot de Hindoe-Javaansche Kunst (1923) yang ditulis oleh N.J.Krom. Dalam buku tersebut N.J Krom mengulas seputar kronologi candi-candi Jawa Tengah berdasarkan ragam hias Kala-makaranya.
Penulis lokal yang pertama membahas mengenai Dieng adalah Soetjipto Wirjosuparto. Dalam bukunya yang berjudul Sedjarah Bangunan Kuna Dieng (1957). Menurut Beliau, Kompleks Dieng ini pertama kali dikunjungi tahun 1814 oleh H.C.Cornelius, dan menurut laporannya, dataran Dieng masih berupa danau dan di antara candi-candinya ada yang terendam air. Baru tahun 1856 J.van Kinsbergen membuat gambar candi-candi Dieng ini, air dialirkan sehingga dataran menjadi kering.

Dilihat sepintas, Candi Dieng mirip dengan bangunan kuil-kuil di India. Namun jika dilihat lebih detail maka akan terlihat jelas perbedaannya.
Ciri-ciri umum candi-candi di Dieng, berdenah bujur sangkar, mempunyai tiga bagian candi, yaitu kaki-tubuh-atap. Perkecualian terdapat pada candi Semar, karena berdenah empat persegi panjang, dan atap tidak menjulang seperti candi-candi lainnya, melainkan berbentuk padma (sisi genta). Demikian pula di antara candi-candi tersebut, candi Bima mempunyai ciri-ciri yang berbeda dengan ketujuh candi lainnya, untuk lebih jelasnya akan di deskripsikan tiga buah candi yaitu candi Arjuna, candi Semar dan candi Bima.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar